Selasa, 13 Mei 2014

Fun Hiking Papandayan


Awal mula dengar cerita dari teman yang telah menginjakkan kakinya di gunung papandayan. Membuat saya penasaran ingin merasakan sensasi capenya bawa carrier sambil menanjak dan menurun. Sehingga saya pun merencanakan untuk mendaki gunung papandayan. Sebut saja fun hiking papandayan
Banyak dari mereka memberi saran dari latihan fisik, jaga kondisi tubuh dan stamina. Sebulan sebelum saya merencanakan perjalanan ini. Saya yang notabene TIDAK SUKA LARI PAGI, diharuskan untuk lari pagi agar tidak kaget saat mendaki gunung. Yah...mau tidak mau saya harus belajar menyukai suatu hal yang tidak saya sukai. Seminggu dua kali saya sempatkan waktu untuk lari pagi. Dan pastinya hanya dihari sabtu dan minggu saya bisa menyempatkan diri untuk berlari.

Satu hal lagi yang membuat saya sempat mundur untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju gunung papandayan. Yaitu....perlengkapan mountaineering yang tidak lengkap. Carrier tidak punya, boots tidak punya, sleeping bag tidak punya, matras tidak punya dan banyak lagi yang saya tidak punya juga. Dan akhirnya, curcol lah gw di medsos path, pastinya kalian tau dong. Nah dari keluh kesah saya di salah satu media sosial itu, ternyata membuahkan hasil. Banyak dari teman saya yang membantu untuk memenuhi perlengkapan mountaineering. Ada yang memberi saran untuk menyewa saja, karena mereka tau kalo ini pertama kalinya saya mau mencoba untuk mendaki gunung dan ada pula yang mau meminjamkan perlengkapanya dengan saya. Memang beruntung sekali kalo punya banyak teman, balada bantuan datang dari mana-mana. Hehehehe....

Mungkin perjalanan saya kali ini banyak sponsornya. Yaiyalah banyak sponsornya, wong semuanya dipinjemin. Carrier, matras dan bantalan kecil dipinjemin Dimas Aidhilla. Sleeping bag dipinjemin Bang Theodorus Gunawan dan lucunya lagi nih, teman adik saya mau meminjakan sepatunya buat saya. Yakaliiii kaki gw gede banget yah. Ukuran dia aja 41, lah gw kan cuma 37. Yang ada udah berat bawa carrier ditambah lagi berat bawa sepatunya. Hahahaa....

Carrier 60ltr pinjeman dari Dimas

Persiapan pun sudah matang dan perlengkapan juga sudah ready, 4 hari lagi kami akan menuju gunung papandayan. Akan tetapi, dapatlah kabar kalau gunung papandayan lagi aktif dan ditutup sementara. Kelimpungan lah kami cari info sana sini untuk sekedar check info tersebut, apakah benar atau tidak. Gak lucu dong kalau kami sudah sampai sana ternyata memang benar di tutup sementara waktu. Dan ternyata Iya benar....status papandayan WASPADA. Usut punya usut kami tetap mencari tau, apakah jalur pendakian masih tetap dibuka atau tidak. Akhirnya teman saya menyarankan untuk hubungi edo, karena dia punya banyak teman di Garut. Setelah saya beritahukan masalah dan kendalanya, ternyata masih dibuka jalur pendakian. Yeeeesssss....Alhamdulillah, jadi jugaaaaa naik naik kepuncak gunungnya. Sempet drop banget, karena udah packing dari jauh-jauh hari, Masa iya cancel gitu aja. Hihihihiii...


JUMAT, 9 May 2014

Sesuai perjanjian awal, kami janjian di masjid terminal kp rambutan paling lambat jam 9 malam sudah sampai. Tapi karena letak kantor saya dekat dengan terminl kp rambutan, alhasil saya orang pertama yang sudah tiba di TKP. Pukul 17.30 PM aja gitu, udah sampai di sana. Karena saya menggunakan ojeg menuju terminal kp. rambutan. Cuma bayar Rp. 35.000 saja udah langsung sampai disana. Untungnya ada bang Theo yang bantuin saya untuk bawa perlengkapan seperti tenda, sleeping bag dan nesting. Ya kebayang aja ya, badan sekecil saya harus bawa carrier 60 ltr plus tenda, nesting dan sleeping bag. Gak akan kepegang semua perlengkapan itu. hahhahaa...

Baru beberapa yang kumpul

Satu persatu mulai muncul batang hidungnya. Tapi tetap perjalanan kami dimulai pada pukul  21.53 PM karena ada beberapa yang telat dn belum lagi kita semua kan masih kelaparan karena belum makan malam. Jadi kami memutuskan untuk makan pecel ayam di kodim. Setelah makan malam selesai, kami langsung naik bis jurusan Garut. Tapi bis yang kami naikin bukan primajasa. Saya lupa apa nama bisnya, tapi sangat tidak recomended sekali. Karena supir yang bawa bis nya ugal-ugalan, ngebut dan tempat duduknya sempit. Beda banget sama bis primajasa. Padahal harganya lebih mahal loh Rp. 45.000.

SABTU, 10 May 2014

Setelah 5 jam perjalan terombang-ambing didalam bis yang sesak. Akhirnya sampai juga di terogong.Sebenarnya ada mobil pick up yang jemput kami disana. Tapi ternyata mobil itu gak nongol juga. Jadi kami pilih naik angkot ke Terminal Guntur dengan harga Rp. 3.000. Setelah sampai di Terminal Guntur kami naik mobil Elf yang muatannya dipaksakan menjadi 13 orang. Dan membuat saya harus duduk berdua sama supirnya. Didepan ada 4 orang aja gitu penumpangnya plus barengan sama supirnya. Tawar menawar pun sudah dimulai pagi dini hari dengan mamang-mamang calo dan dapet harga Rp. 12.000. Tiba juga di Cisurupan pada pukul 04.30 dini hari.

Tepar setelah 6 jam perjalanan

Foto keluarga di Cisurupan

Tepat pukul 05.30 AM

Pukul 05.30 AM



Kami pun istirahat sejenak didepan kios orang untuk tidur-tiduran. Dan eng ing eng....kak julie nanya ke saya " Diiii...sleeping bag sama elo kan ya?". Kaget dong dengan pertanyaan kak julie, jangan-jangan sleeping bag ketinggalan di bis lagi. Ternyata benar aja kalo sleeping bagnya ketinggalan. Untungnya bukan didalam bagasi bis, melainkan di tukang pecel ayam. Akhirnya minta tolong Bang Theo untuk ambil sleeping bag di pecel ayam terminal kp. rambutan. Bingung dong dengan nasib kita yang gak ada sleeping bag sama sekali. Gimana tar tidur kalo gak ada sleeping bag. Jadi kami pun cari informasi, kali aja ada tempat penyewaan di camp david. Ternyata yah, ada juga tempat penyewaan disana. Sleeping bag aja harganya cuma Rp. 10.000. Buat kalian yang tidak punya perlengkapan mountaineering, tenang saja...karena di camp david ada tempat penyewaan dengan nama Kawah Papandayan. Untuk PIC nya atas nama Roby Nuryadi 0813 3214 2675. Kalau bisa sih, booking dlu aja biar gak keabisan. Karena pas saya pinjam sleeping bag, hanya sisa 4 buah saja. Yuuukkk kita jalan ke camp david...

Pick up dengan harga RP. 20.000/orang

Kakang-kakang yang merapikan carrier kami

Apapun kendaraannya, tetep harus eksis :p


Good morning gn. cikuray dari kejauhan. Lancip yah gunungnya

Cerahnya pagi hari

Jalanan yang rusak menuju camp david

Dijamin gak akan hujan kalo langitnya sebiru ini

Perjalanan menuju camp david juga tidak ada mulus-mulusnya. Lubang besar dimana-mana, supir pick up dengan lihai nya menyetir mobil agar penumpang tetap sampai tujuan dengan selamat. Karena banyak lubang dijalan, gak tau gimana ceritanya ada lah handphone nya edoy mental dari genggaman. Mayan sih bikin batrenya harus bercerai berai. Tapi handphonenya tidak kenapa-napa, hanya lecet aja sedikit. Tiba juga di camp david pada pukul 07.10 AM.

Quotes of the day

Camp david pukul 07.10 AM

Panorama dari camp david

Yeaayyy sampai camp david



Another picture at Camp David

Ada toiletnya di Camp David Rp. 2.000

Posko penyewaan perlengkapan mountaineering

Sebelum penanjakan, kita sudah sarapan dulu agar ada stamina saat pendakian. Karena walaupun tracknya landai tetap saja butuh stamina agar tidak terjadi apa-apa selama perjalanan. Banyak yang bilang hanya memakan waktu 2 jam saja perjalanan menuju pondok saladah. Tapi tidak buat saya yang pemula. Pendakian selama 3 jam baru sampai di pondok saladah. Kami mulai penanjakan pada pukul 08.00 AM.

Awal pendakian masih ada yang jualan syal dan sarung tangan

 Anda memasuki pendakian permulaan

Banyak anak kecil juga yang ke gunung papandayan

Pendakian pun dimulai dengan melewati jalan bebatuan plus pemandangan kawah. Karena perdana saya merasakan pendakian gunung. Jadi saya merasa berat sekali. Jarak beberapa meter selalu istirahat untuk mengembalikan stamina. Agar kuat gendong carrier yang besarnya ngalahin badan saya. Dan selalu jadi orang yang terakhir saat pendakian. Gak masalah selalu jadi yang terakhir, yang penting sampai tujuan. Teman-teman...pada awal pendakian ke gunung papandayan, harus sudah siap sedia masker yah. Karena bau belerangnya membuat nafas terganggu. Menyengat sekali bau belerangnya.

View di balik kawah 



Lagi istirahat tetep minta fotoin

sama nya...lagi istirahat tetep mau difoto

Anda memasuki kawah papandayan

Dian dari kejauhan

Ada sungai kecil di kawah papandayan

Kawah di Gn Papandayan

Mamang ini hebat sekali bawa motor di jalan bebatuan

tetap ada kubangan belerang di kawah papandayan

Tanjakan terus..gak ada bonus sedikitpun

Holaaa...Kita masih kuat

Come on ladies...you are strong

Nah kalo ini candid. Lagi menerawang "kapan yaaa sampenya"

Akhirnya kak jul coba2 pake sunglasses gw

 Nah kita rombongan terakhir nih sampai pondok saladah


2 kali belokan sudah sampai di pondok seladah


Sekali tanjakan sampai di Pondok Saladah

Banyak pengunjung mengukir namanya dengan bebatuan

Jalur motor trail

Benar-benar hanya jalan setapak

Gersang gak ada pohon rindangnya

Petunjuk jalan

Karena cerah jadi airnya sungainya tidak meluap


Cuma shendy yang sadar kamera

Panah arah jalan

Beberapa pengendara motor sedang istirahat

Terus menanjak

Anggap aja sedang rock climbing

Hayooo Dian...hampir sampe diatas

Dan sampai juga dengan yang lainnya

Sebelum melanjutkan perjalanan, foto aja dulu

View dari belakang saya

Lagi istirahat, iseng foto pemandangan

Ada yang jualan cilok

Harap lapor di POS II

Ripped jeans created by me

Arah petunjuk menuju Pondok Saladah

Masih beberapa meter lagi sampai Pondok Saladah

Souvenir yang di jual POSKO II

Selamat Datang di Pondok Saladah

Yippieeeee....setelah 3 jam perjalanan sampai juga di pondok saladah pada pukul 11.00 AM. Kami langsung mendirikan tenda dan masak untuk makan siang. Setelah makan siang kami tidak ada rencana kemana-mana, karena sudah kecapean dan cuaca siang itu sangat terik sekali. Lumayan panas juga, untung saya bawa halter neck top. Jadi lumayan adem selama di tenda. Tapi tetep saja saya gak betah kalo terlalu panas. Jadi tanpa pikir panjang saya langsung lari ke toilet untuk mandi siang. Panas nya gunung emang tetep adem sih sama anginnya yang sejuk. Tapi kalo mataharinya menyengat gitu, cuacanya malah jadi nano-nano. Gunung papandayan sudah ada toiletnya loh dan baru buka dari seminggu yang lalu. Toilet ini didirikan dari hasil udunan anak-anak ITB. Bersih, kecil dan unik bentuknya. Di gunung papandayan ada 3 toilet dan 6 pancuran air untuk sekedar cuci beras dan sikat gigi. Sekali ke toilet bayar Rp. 2.000. Yah lumayanlah yaaa...dari pada harus mandi di sungai kecil atau gak kalo mau buang air kecil dan air besar gak perlu deh tuh gali lobang tutup lobang. hihii.....

Shendy dan Farid sedang mendirikan tenda

Saya sudah merencanakan mau mandi siang dan kak jul lagi repacking

Awal mula gak sadar ada yang motret

Setelah sadar kamera ya beginilah jadinya -__-"

Ada 3 tenda

6 pancuran untuk sikat gigi, cuci beras dan wudhu

3 Toilet kecil dideket sungai 

Nah merekalah yang membuat toilet ini

Farid, Dery dan Edoy sedang merapikan logistik

Muds dan kak delly masak-masak

Tenda kami yang sudah jadi

Karena kepanasan jadi pake halter neck top

beng-beng jadi pada gembung gini

Karena tidak ada kegiatan lain, kami pun menghabiskan waktu dengan tidur siang. Saya orang terakhir yang tidur siang karena tidur di depan tenda sudah tidak ada spot lagi. Ditambah teman saya dery kalo tidur ngoroknya gede banget. Makin lah saya tidak bisa tidur. Tapi lama kelamaan saya pun tertidur pulas didalam tenda yang panas banget. Setelah bangun dari tidur siang, teman saya pun heran karena saya bisa tertidur pulas didalam tenda. Yah namanya juga udah cape, dimana aja juga pasti bisa tidur. 

Bobo siang dan saya gak kebagian tempat

Candid





Bareng cowo-cowo Kece......bong

Cuaca sore yang sejuk tapi tetep panas

Kayang di Pondok Seladah

Siang menjelang sore, udara mulai terasa dingin. Halter neck top pun double dengan sweater. Persiapan masak dimulai agar perut bisa terisi dengan hangatnya sayur sop di malam hari. Dengan cuaca yang dingin memang pas sekali menyantap yang hangat-hangat. Canda tawa, lemparan caci maki dan obrolan ngalor ngidul pun menjadi seru dengan teman-teman. Malam yang sunyi pun terasa ramai dengan suara tawa kami. Makanan pun telah tersaji, kami makan dengan lahapnya dan setelah selesai makan malam. Tetap cari cemilan untuk dikunyah. Cuaca dingin memang sangat mendukung sekali untuk terus mengunyah makanan. 

Serba tertutup kalo di gunung :p


Tepat pukul 20.00 PM saya sudah merasa kantuk. Tidak lama kemudian saya masuk kedalam tenda. baju dan celana double agar menjaga tubuh tetap hangat. akan tetapi, tidur menggunakan sleeping bag tetap terasa dingin. Terbangun dari tidur yang lelap memang bikin kesal sendiri. Mencari posisi yang enak pun susah didalam tenda yang sempit. 


MINGGU, 11 May 2014

Tidak lama kemudian jam menunjukkan pukul 04.00 AM. Saya tidak bisa melanjutkan tidur karena udara semakin dingin. Saya pun memaksakan untuk bangun dan merapikan sleeping bag yang saya gunakan. Karena saya tidak mau melek sendirian, akhirnya teman-teman yang lain saya bangunin biar mereka bangun pagi. hiiihiiiii....maaf yaaa teman-teman :p

Masak memasak sudah dimulai dari pukul 06.00 AM. Teman saya yang beranama muds kemuds rajin banget masaknya. Suka banget sama masak-masakan, kaya nya emang cocok banget jadi ibu rumah tangga. Hehehee...

Sarapan pagi ini kita hanya menyantap mie goreng, bakso goreng dan tempe goreng. Lumayan mewah kan makanannya. Bukan mewah sih tapi banyak makanannya. Ada abon juga loh makan pagi nya. Setelah makan pagi selesai, tujuan utama kita menuju Hutan Mati. Perjalanan awal menuju Hutan mati selama 2 jam baru sampai disana. Kita cepat capenya, nafas engap-engapan dan berasa tua nya kalo lagi nanjak. Padahal tanjakannya gak ekstrim. Tapi setelah sampai hutan mati kami pun amazed dengan keindahan alamnya. Di balik musibah yang datang memang selalu ada hikmah di balik semua kejadian alam. Memang benar, tuhan maha adil dan tidak ada yang bisa menandingi nya. 

Di Hutan Mati, banyak hasil jepretan Dery. Lumayan juga lah buat koleksi foto pribadi. Bisa check disini Dery Photograpy

Hutan Mati Gn Papandayan




Salah satu ide gila pake halter neck top di Gunung

Mumpung sepi dan gak ada orang, saya berani pake baju ini :D

Muds dan ompong

 Gak tau saya lagi fotoin siapa -___-"

Nah ini lagi sesi pemotretan

Melanjutkan perjalanan

Tetap menanjak

Sebenarnya sebelum ke gunung papandayan saya punya ide gila untuk pakai tanktop di gunung. Karena gak ada kan tuh orang yang berani tampil beda digunung. Sebanyak apapun saya searching di blog orang, banyakan dari mereka hanya memakai toga kelulusan. Tapi karena saya belum lulus kuliah dan gak punya toga. Jadi gak perlu deh tuh ikut-ikut gaya mereka. Saya punya ide sendiri untuk pakai tanktop di gunung. Dan ide gila ini tidak hanya saya sendiri. Kak julie juga ikut menemani dengan ide yang saya punya. Cuma bedanya, Kak juli mulai pakai tanktop saat kami sudah berada di tegal alun.

Tanjakan Mamang

hanya bisa di lalui satu orang

Pemandangan dari ketinggian




Padang Edelweis

Perjalanan kami lanjutkan ke tegal alun, agar tidak terlalu siang pas balik ke tenda nya. Nah...perjalanan ke tegal alun ini kami harus melewati tanjakan mamang. Anggap aja kami sedang rock climbing tanpa peralatan safety. Karena pijakan tanjakan mamang hanya tanah dan akar. Beruntungnya di papandayan cuaca sedang cerah. Jadi tidak licin dan perjalanan kami pun lancar. 

Nih pakaian asli saya...tertutup kaaannn

Dan kami pun mulai buka baju yang tertutup menjadi tanktop

Padang Edelweis a.k.a Tegal Alun

Tulisannya " ARE YOU BEST ENOUGH TO BE WEIRD "

Kayang di Tegal Alun

Ala-ala aja ini mah "no comment"





Yuuupppp selesai sudah perjalanan kami sampai tegal alun. Kami tidak sanggup melanjutkan perjalanan menuju puncak karena fisik gak kuat dan waktunya juga tidak cukup. Saya dan kak juli double baju lagi lalu melanjutkan perjalan pulang meuju pondok saladah. Perjalanan pada saat nanjak dan menurun itu memang berbeda. Pada saat menanjak makan waktu 2 jam sedang kan pada saat menurun hanya sejam saja sudah sampai. Sempat tegang saat kami melewati semak-semak, ada suara ranting seperti berjalan. Kami pun sudah mikir apa ada babi hutan atau hewan liar lainnya. Semuanya pun terdiam dan tanpa pikir panjang kami tetap melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Agar tidak terjadi apa-apa. 

Ada edelweis dekat pondok saladah tapi belum mekar bunganya

Ternyata selama di papandayan sudah banyak yang jualan. Dari jualan cilok, tahu, kopi anget, sampai nasi kuning dan bakwan. Salut juga sama pedagangnya. Mereka kuat juga yah bawa gas 3kg naik turun gunung. Terus bawa gerobak gendong naik turun juga. Dengan kaki yang hanya beralaskan sendal saja. Mereka tetap semangat berjualan di pondok saladah. 

Ada yang jualan nasi kuning di tengah jalan

Packing...packing...packing...tepat pukul 11.00AM kami pulang menuju camp david. Ternyata perjalanan pulang juga sama beratnya seperti menanjak. Tapi lebih parah pulangnya sih. Lebih dari 5 kali saya jatuh di kawah papandayan yang banyak bebatuan besar dan batu kecil. Karena menurun jadi sepatu yang saya gunakan licin. Untungnya tiap jatuh tidak tersungkur kedepan melainkan ke belakang. Jadi tiap jatuh gak terlalu sakit karena ada carrier yang menjadi penahan tubuh saya. 

Packing time

Track setelah Pondok Saladah

Jalan memotong

Melewati sungai kecil

Selagi pada istirahat, selfie bisa kali

Istirahat berkali-kali tetep aja foto-foto

Spending my time with my best friend

Kawah Papandayan 

Cuaca yang cerah selama di Papandayan

Tetap saya menjadi orang terakhir yang tiba di camp david. Baju penuh dengan keringat, sesampainya di camp david langsung mengembalikan sleeping bag yang saya pinjam di posko kawah papandayan. Istirahat sejenak sekedar ngopi dan chit chat bersama teman. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Cisurupan dengan menggunaka pick up. Tapi harganya berbeda karena kami tidak mau di gabung dengan kelompok lain. Per orang bayar Rp. 20.000

Tanjakannya mengecil

Edoy merapikan sampah bawaan agar tidak berserakan










Ladies from ARJ Adventure 

yes...we are strong enough

Duduk bareng preman garut :p

Selesai sudah pertualangan kami selama di papandayan. Menyenangkan, cape, seru dan banyak pengalaman lainnya yang bisa saya rasakan dari perdana menanjak gunung yang landai. See you next trip teman-teman. Semoga saya tidak kapok untuk naik-naik kepuncak gunung :D

Budget Perjalanan :

Ojeg Ampera - Kp Rambutan Rp. 35.000
Bis Kp Rambutan - Garut Rp. 45.000
Angkot tarogong - Terminal Guntur Rp. 3.000
Elf Terminal Guntur - Cisurupan Rp. 12.000
Pick up Cisurupan - Camp David Rp. 20.000
Sarapan Rp. 15.000
Nasi Kuning Rp.   6.000
Sleeping bag Rp. 10.000
Toilet (-+ 7x) Rp. 14.000
Pick up Camp David - Cisurupan Rp. 20.000
Elf Cisurupan - Terminal Guntur Rp. 15.000
Bis Primajasa Lebak bulus Rp. 42.000
Taksi Lbk bulus - Ciledug Rp. 80.000

Itinerary Gn Papandayan :

Jumat
17.40          Tiba Terminal Kp Rambutan
21.00          Semuanya baru kumpul
22.00          Berangkat menuju Garut

Sabtu
03.00          Tiba di Terogong
03.20          Tiba di Terminal Guntur
04.30          Tiba di Cisurupan
05.00          Sholat bagi yang menjalankan
06.00          Sarapan
07.00          Tiba di Camp David
08.00          Pendakian menuju Pondok Seladah
11.00          Tiba di Pondok Seladah
12.30          Makan siang
14.00          Tidur Siang
16.30          Foto-foto di area Pondok Seladah
17.30          Masak-masak buat makan malam
18.00          Makan Malam 
19.00          Cemal - cemil, ngalor ngidul dan bercanda
20.00          Tiduuuurrrrr

Minggu
04.00           Beres-beres sleeping bag dan perlengkapan lainnya
04.30           Bangunin yag lainnya biar ada temen melek pagi-pagi
05.30           Masak-masak buat sarapan
06.30           Prepare menuju Hutan Mati
07.00           Perjalanan menuju Hutan Mati dan Tegal Alun
10.00           Tiba di Pondok Seladah dan packing time
11.00           Persiapan menuju Camp David
13.00           Tiba di Camp David
14.00           Menuju Cisurupan
15.00           Menuju Terminal Guntur
16.00           Menuju Jakarta
21.00           Tiba di Lebak Bulus


RELATED ARTICLE :





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.